Britama.com – Perusahaan holding terbesar Indoneisa yang memiliki bisnis dari otomotif, perkebunan, alat berat, keuangan dan property, serta infrastruktur, PT Astra International Tbk (ASII) melaporkan laba bersih pada Q3 2015 sebesar Rp12,00 triliun atau Rp296 per saham. Laba bersih tersebut menurun sebesar 17,24% bila dibandingkan dengan Laba bersih Q3 2014 yaitu sebesar Rp14,50 triliun atau Rp358 per saham.
Penurunan kinerja Astra International pada Q3 2015 disebabkan oleh penurunan Pendapatan utama perseroan sebesar 8,23% menjadi Rp138,18 triliun dari Pendapatan pada periode yang sama tahun 2014 yaitu Rp150,58 triliun. Astra merupakan Perusahaan holding yang memiliki banyak usaha dari Konstruksi, manufaktur, perkebunan, jasa keuangan, teknologi informasi, kendaraan bermotor, serta penjualan alat berat. Pendapatan terbesar diatribusikan dari Penjualan Kendaraan Bermotor dengan Pendapatan pada Q3 2015 dan Q3 2014 masing-masing sebesar Rp71,42 triliun dan Rp80,64 triliun, selain itu antara lain
- Alat Berat – Rp38,30 triliun dan Rp40,81 triliun.
- Jasa Keuangan – Rp12,89 triliun dan Rp11,78 triliun.
- Agribisnis – Rp10,35 triliun dan Rp11,76 triliun.
- Infrastruktur dan Logistik – Rp5,77 triliun dan Rp6,37 triliun.
- Teknologi Informasi – Rp1,61 triliun dan Rp1,41 triliun.
- Eliminasi – Rp(2,15) triliun dan Rp(2,20) triliun.
Laba dari hasil ventura bersama menurun dari Rp3,82 triliun menjadi Rp2,60 triliun, sedangkan laba dari entitas asosiasi mengalami peningkatan dari Rp0,82 triliun menjadi Rp0,95 triliun.
Untuk Beban Pokok perseroa mengalami penurunan dari Rp121,80 triliun q3 2014 menjadi Rp110,91 triliun q3 2015, dan Pendapatan (beban) lain-lain menurun dari Rp2,17 triliun menjadi Rp2,00 triliun, sedangkan Pendapatan (Beban) bunga mengalami peningkatan dari Rp0,13 triliun menjadi Rp0,19 triliun, dan Beban Usaha mengalami kenaikan dari Rp14,13 triliun menjadi Rp14,53 triliun,
Hingga Q3 2015, Total Aset Astra International mencapai Rp255,76 triliun, naik 8,36% dari Aset tahun 2014 yaitu Rp236,03 triliun, dan Total utang mencapai Rp129,15 triliun naik dari Rp115,84 triliun tahun 2014.