Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara anggota G-7 kemarin (5/6) menggelar telekonferensi darurat untuk membahas krisis utang Eropa serta pengaruhnya terhadap perekonomian global. Publik berpendapat, G-7 menggelar sidang itu untuk memberi tekanan bagi negara anggota Zona Euro untuk menyelamatkan ekonomi, agar krisis utang Eropa tidak semakin memburuk.
Telekonferensi ini dipimpin Menteri Keuangan AS Timothy Geithner selaku ketua G-7. Negara-negara Uni Eropa menginformasikan perkembangan terbaru krisis utang serta strategi yang akan diambil. Selain itu, para menteri keuangan terutama telah membahas krisis perbankan Spanyol, pemilu Yunani yang akan digelar pada 17 Juni, serta dampak krisis utang Eropa terhadap ekonomi dan pasar finansial dunia. Pertemuan puncak G-20 akan digelar pada 18 Juni mendatang. Para menteri keuangan dari G-7 menyatakan perlunya mengikuti perkembangan terbaru krisis utang Eropa sebelum KTT G-20.
Pakar menyatakan, digelarnya sidang darurat G-7 itu berarti krisis utang Eropa semakin memburuk. Akan tetapi, juru bicara Komisaris Ekonomi dan Moneter Uni Eropa, Olli Rehn telah menyangkal argumentasi itu. Ia mengatakan, sidang itu tidak membahas masalah hengkangnya Yunani dari Zona Euro.
Dewasa ini krisis utang Eropa masih berkembang ke arah yang tidak menguntungkan, terutama disebabkan masalah Yunani. Yunani akan menggelar pemilu ulang pada 17 Juni mendatang. Jika partai politik yang menentang kebijakan kontraksi fiskal memenangkan pemilu, maka kemungkinan besar kesepakatan Yunani dengan Uni Eropa dan IMF akan dibatalkan, sehingga Yunani kemungkinan segera mengalami default atau kebangkrutan, dan hengkang dari Zona Euro. Masalah kedua adalah krisis perbankan Spanyol. Setelah pecahnya gelembung industri properti Spanyol, kredit bermasalah yang dialami bank di negara itu meningkat secara drastis. Bank Bankia, bank terbesar keempat Spanyol yang baru saja mendapat bantuan pemerintah saat ini masih kekurangan 23,5 miliar euro. Pemerintah Spanyol telah memohon penggunaan dana darurat berdasarkan mekanisme Zona Euro. Saat ini tingkat keuntungan yang diperoleh obligasi Spanyol berjangka sepuluh tahun telah di atas 6,6 persen, yang berarti pemerintah Spanyol tidak mungkin memperoleh pendanaan lagi dari pasar saat ini. Pemerintah Spanyol direncanakan menggunakan dana darurat yang diperoleh dari Uni Eropa dan IMF sebesar 6,6 milyar euro untuk membantu tiga bank terbesar negara itu dalam memenuhi permintaan standar minimum rasio cadangan yang ditetapkan Biro Perbankan Uni Eropa.
Uni Eropa telah kewalahan menghadapi krisis utang yang semakin serius. Negara-negara di Zona Euro telah melaksanakan kebijakan kontraksi fiskal selama dua tahun, tetapi gagal mengatasi krisis. Ekonomi Eropa malah terjerumus dalam resesi serius. Negara-negara Uni Eropa saat ini menghadapi pilihan dilematis, yaitu melaksanakan kebijakan kontraksi dengan membentuk koalisi keuangan, atau harus meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Bank Senteral Eropa menggelar sidang hari ini (6/6). Publik memperkirakan, Bank Senteral Eropa akan meluncurkan sejumlah langkah stimulatus termasuk penurunan suku bunga.(CRI)