ACFTA perdagangan bebas terbesar ketiga di dunia

Tahun ini adalah peresmian Zona Perdagangan Bebas Tiongkok-ASEAN atau ACFTA genap berusia sepuluh tahun. Jika dihitung menurut produk domestik bruto (PDB), ACFTA adalah zona perdagangan bebas terbesar ketiga di dunia. Jika dihitung menurut skala pasar, maka ACFTA telah menjadi zona perdagangan bebas terbesar di dunia. ACFTA dipuji sebagai “zona perdagangan bebas Asia yang berperan sebagai pemimpin”. ACFTA saat ini secara kuat mendorong perkembangan ekonomi Asia dan proses integrasi ekonomi regional.

Berkat pembebasan atau pengurangan tarif terhadap komoditas sejak pemberlakuan ACFTA, ekspor negara-negara ASEAN ke Tiongkok terus mengalami pertumbuhan stabil, sedangkan volume ekspor Tiongkok ke negara-negara ASEAN juga terus meningkat. Volume perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN adalah US$ 54,767 miliar pada tahun 2002. Angka itu melonjak menjadi US$ 362,85 pada tahun 2011, atau berarti meningkat 660 persen. Dari tahun 2009 hingga 2011, Tiongkok merupakan mitra perdagangan terbesar bagi ASEAN, sedangkan ASEAN telah menggeser Jepang menjadi mitra perdagangan terbesar ketiga bagi Tiongkok.

Kebijakan “nol tarif” berhasil meningkatkan perdagangan antara Tiongkok dan ASEAN. Sedangkan pembangunan infrastruktur yang mengutamakan interkonektivitas juga telah meningkatkan kemudahan kontak manusia dan peredaran barang antara Tiongkok dan ASEAN. Badan transportasi Tiongkok dan ASEAN telah menyusun Program Kerja Sama Transportasi. Saat ini, jalan raya yang menghubungkan kota Kunming dan Bangkok telah diresmikan. Pembangunan rel kereta api Pan-Asia berjalan lancar. Penerbangan menghubungkan berbagai kota besar Tiongkok dengan negara-negara ASEAN. Sementara itu pembangunan konektivitas kelautan juga telah mulai dikerjakan. Berbagai maskapai penerbangan termasuk Air Asia dari Malaysia telah menargetkan kota-kota menengah di Tiongkok. Tahun ini akan dibuka penerbangan langsung Wuhan-Bangkok dan Nanning-Kuala Lumpur.

Belum lama berselang, Tiongkok dan Vietnam telah menandatangani dokumen tentang pengangkutan kendaraan lintas negara. Truk dan bus penumpang akan diizinkan melintasi jalan raya sepanjang 1.300 kilometer antara Hanoi dan Shenzhen di Tiongkok. Dokumen itu dipuji Bank Pembangunan Asia sebagai “monumen kerja sama regional”.

Investasi antara Tiongkok dan ASEAN juga telah mendorong pembangunan ekonomi kedua pihak. Dalam semester-I tahun ini, investasi dua arah antara Tiongkok dan ASEAN total telah mendekati US$ 93 miliar. Investasi Tiongkok di negara-negara ASEAN memelihara pertumbuhan pesat, sehingga negara-negara Asia Tenggara telah menjadi destinasi investasi penting bagi perusahaan Tiongkok.

Perusahaan Tiongkok sedang membangun proyek jaringan transmisi listrik dan enam proyek PLTA di Kamboja. Selain di bidang pembangunan infrastruktur, energi, dan sumber daya alam di kawasan ASEAN, Yayasan Kerja Sama Investasi Tiongkok-ASEAN juga telah menginvestasikan US$ 10 miliar dalam pembangunan jaringan telekomunikasi serat optik di Kamboja. Saat ini, Tiongkok mengerjakan 14 proyek pembangunan di Myanmar, dengan total investasi sebesar US$ 13,87 miliar, yang merupakan 45,23 persen dari investasi modal asing di negara itu.

Investasi dari negara-negara ASEAN juga telah membantu pembangunan dan reformasi Tiongkok. Taman Industri Suzhou yang merupakan hasil kerja sama pemerintah Tiongkok dan Singapura adalah salah satu zona pengembangan ekonomi yang berkembang paling pesat dan paling kompetitif di dunia. Menurut data resmi Kementerian Perdagangan Tiongkok, investasi langsung (FDI) Singapura di Tiongkok adalah sebesar US$ 4,188 miliar. Singapura adalah investor asing terbesar kedua di Tiongkok.