Rapat kerja ekonomi Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok (PKT) kamarin (15/12) pagi diadakan di Beijing. Rapat kerja merupakan rapat analisa dan keputusan kebijakan atas situasi ekonomi tingkat tertinggi yang diadakan setiap tahun. Rapat kerja akan mengatur perkembangan ekonomi tahun 2013 di atas dasar pekerjaan ekonomi tahun ini. Menurut informasi yang diungkapkan sidang Politbiro Komite Sentral PKT yang diadakan Jumat lalu, tahun depan Tiongkok akan menitik-beratkan efisiensi dan kualitas dalam pekerjaan ekonomi di samping pertumbuhan mantap. Opini berpendapat, rapat kerja ekonomi akan mengadakan pengaturan konkret dengan berkisar pada tema tersebut. Selain itu, berbagai kalangan dalam dan luar negeri menyatakan penuh harapan atas ” kebijakan ekonomi baru ” yang diambil pimpinan kolektif Komite Sentral PKT.
Di atas rapat kerja ekonomi setiap tahun, selalu tampil ” kata kunci ” yang baru. Padar dan ekonom pada umumnya memprediksi bahwa tahun depan berpengharapan menjadi ” tahun balik ” bagi pemulihan ekonomi Tiongkok, kecenderungan penurunan pertumbuhan ekonomi yang berlarut selama tujuh triwulan mungkin akan ” berakhir “, laju pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) tahun depan akan mencapai atau melampaui 8 persen. Wakil Rektor Universitas Peking Hai Wen menyatakan, Tiongkok akan meneruskan kebijakan mata uang yang relatif stabil dan longgar, tidak akan menerapkan lagi kebijakan kontraksi. Namun laju kelonggaran akan menjadi lebih lamban dari pada tahun 2009, maka pemulihan ekonomi tidak akan menjadi terlalu cepat, tapi pasti secara bertahap mengalami pemulihan.
Walau pasar pada umumnya memprakirakan bahwa laju pertumbuhan PDB Tiongkok pada tahun depan akan terus ditargetkan pada 7,5 persen, namun berbicara tentang laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok tahun depan, ekonom terkenal dari Universitas Peking Hai Wen secara terus terang menyatakan, laju pertumbuhan PDB tahun depan akan mencapai ketinggian 8 persen atau 8,5 persen, sementara itu, inflasi mungkin akan lebih tinggi dari pada tahun ini.
Pada tahun ini, laju pertumbuhan ekspor Tiongkok pada umumnya menurun tajam dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Bagaimana perkembangan situasi ekspor pada tahun depan akan menjadi fokus yang mengundang perhatian. Pakar memprediksi, walau ekspor tahun ini mengalami situasi serius, namun pertumbuhan ekspor Tiongkok mungkin akan ditargetkan pada 9,5 persen atau 10 persen.
Ekonom Senior Bank Komunikasi Tiongkok Shi Lianping menyatakan, ditinjau dari target mitra perdagangan utama, melambannya penurunan ekonomi Eropa dan pemulihan moderat ekonomi AS menunjukkan bahwa pasar internasional akan meningkat secara mantap, hal itu bermanfaat untuk mendorong percepatan laju pertumbuhan ekonomi Tiongkok pada tahun depan.
Walau demikian, juru bicara Biro Statistik Nasional Tiongkok Yao Jingyuan menyatakan, masalah struktur perusahaan perdagangan luar negeri tidak dapat diabaikan. Penurunan ekspor mengakibatkan kecenderungan penurunan ekonomi Tiongkok, sekaligus membawa lebih banyak pengaruh. Ekspor melibatkan persoalan pembelian bahan mentah dan sumber daya penggerak serta rantai industri yang panjang.
Kebijakan ekonomi makro seperti laju pertumbuhan PDB dan situasi ekspor merupakan titik panas dalam rapat kerja ekonomi, sedangkan persoalan tentang harga perumahan dan konsumsi yang mengundang perhatian para warga juga akan dicantumkan dalam topik rapat kerja.
Pejabat Pusat Penelitian Pembangunan Dewan Negara Tiongkok Yu Bin berpendapat, walau pertumbuhan investasi khususnya pertumbuhan investasi pasar properti menghadapi tekanan penurunan dan membawa dampak tertentu bagi pertumbuhan ekonomi, akan tetapi Tiongkok akan tetap mempertahankan kebijakan pengontrolan atas properti. Yu Bin memprakirakan bahwa konsumsi Tiongkok pada tahun depan akan memelihara momentum pertumbuhan yang stabil.(CRI)