Biro Statistik Nasional Tiongkok kemarin (26/8) mengadakan jumpa pers untuk membicarakan masalah yang menjadi titik perhatian dalam ekonomi makro Tiongkok saat ini. Jumpa pers dihadiri wartawan dari hampir 40 media dari dalam dan luar negeri, termasuk media dari Malaysia, Reuters, Jepang, dan Spanyol. Juru bicara Biro Statistik Nasional Sheng Laiyun mengatakan ekonomi Tiongkok pada semester kedua tahun ini akan terus memelihara momentum perkembangan yang stabil untuk mewujudkan target pertumbuhan tahun ini. Ini berarti pemerintah pusat tetap memiliki keyakinan untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi sebesar 7,5 persen pada akhir tahun ini.
Sejak awal tahun ini, telah muncul spekulasi dan keraguan terhadap pertumbuhan ekonomi Tiongkok yang mulai melamban dibanding laju pertumbuhan pesat sebelumnya. Menghadapi keraguan itu, Sheng Laiyun memaparkan sejumlah data ekonomi pada pertengahan tahun pertama dan bulan Juli lalu. Ia menjelaskan bahwa ekonomi Tiongkok telah mulai bertumbuh kembali dan momentum itu akan dipelihara pada pertengahan tahun kedua. Sheng Laiyun mengatakan:
“Munculnya perubahan positif dalam perekonomian nasional Tiongkok saat ini adalah karena unsur eksternal dan penerapan kebijakan oleh pemerintah pusat, termasuk peningkatan pembangunan infrastruktur, peningkatan pelestarian lingkungan, pendorongan konsumsi informasi serta pengurangan dan pembebasan pajak yang membebani usaha kecil dan menengah. Semua itu menguntungkan bagi perbaikan iklim luar yang dihadapi perusahaan dalam proses transformasi pola pertumbuhan. Hal itu juga berhasil menstabilkan prediksi masyarakat terhadap ekonomi Tiongkok, sekaligus meningkatkan keyakinan pasar.”
Sheng Laiyun menyatakan yakin ekonomi Tiongkok pada semester kedua tahun ini pasti akan memelihara momentum perkembangan yang stabil dan mewujudkan target pertumbuhannya.
Ekonomi Tiongkok yang sebelumnya sangat bergantung pada investasi asing dan ekspor saat ini telah memasuki tahap transformasi. Sheng Laiyun mengatakan ekonomi Tiongkok saat ini akan sulit memelihara pertumbuhan dua digit karena menghadapi perubahan hubungan permintaan dan persediaan tenaga kerja serta tekanan dari sumber daya alam. Akan tetapi Sheng Laiyun yakin aspek pokok dalam proses pertumbuhan ekonomi Tiongkok tidak mengalami perubahan fundamental, dan daya penggerak domestik masih kuat.