Britama.com – Garuda Indonesia Tbk (GIAA) membatalkan rencana untuk menerbitkan instrumen surat utang senilai USD900 juta atau setara Rp12,6 triliun. Pembatalan tersebut mempertimbangkan belum tersedianya laporan keuangan penelahaan terbatas atau limited review sampai dengan tanggal pelaksanaan RUPS.
Saat ini GIAA masih melakukan pengkajian alternatif pendanaan lain untuk memastikan tetap terealisasinya tujuan refinancing utang jatuh tempo.
Per 31 Desember 2018, GIAA tercatat memiliki utang jatuh tempo dalam setahun sebesar USD1,63 juta, sedangkan utang jatuh tempo di atas satu tahun senilai USD77 juta.
Mengingat rencana transaksi tersebut melebihi dari 50% total ekuitas perseroan, maka manajemen Garuda akan meminta restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang akan digelar pada 22 Januari 2020.
