Britama.com – Astra International Tbk (ASII) membukukan pendapatan bersih tahun 2019 sebesar Rp237,17 triliun atau turun tipis 0,86% YoY, sedangkan laba bersih tercatat sebesar Rp21,71 trliun atau naik tipis 0,18% YoY.
Dikatakan bahwa kinerja Grup Astra tahun 2019 terimbas pelemahan konsumsi domestik dan rendahnya harga- harga komoditas, di sisi lain ada peningkatan kinerja dari bisnis jasa keuangan dan kontribusi dari tambang emas Grup yang baru diakuisisi.
Secara rinci per segmen bisnis diungkapkan, pendapatan bersih ASII di segmen otomotif mencapai Rp104,84 triliun, turun 2,31% YoY, laba bersih divisi otomotif turun 1% menjadi Rp8,4 triliun, terutama disebabkan oleh penurunan volume penjualan mobil dan meningkatnya biaya produksi.
Sedangkan pendapatan bersih sektor jasa keuangan mencapai Rp20,44 triliun, naik 5,09%. Laba bersih sektor ini naik 22% menjadi Rp5,9 triliun, terutama disebabkan oleh portofolio pembiayaan yang lebih besar dan perbaikan kredit bermasalah.
Pendapatan segmen alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi mencapai Rp84,43 triliun naik tipis 2,24% YoY. Laba bersih segmen ini naik 1% menjadi Rp6,7 triliun, terutama dari kontribusi usaha tambang emas baru yang diimbangi oleh penurunan penjualan alat berat dan kerugian pada bisnis kontraktor umum.
Pendapatan segmen agribisnis turun 8,54% menjadi Rp17,45 triliun dengan laba bersih divisi ini turun 85% menjadi Rp168 miliar. Penurunan disebabkan oleh penurunan harga minyak kelapa sawit sekitar 8% di tengah kenaikan volume penjualan sekitar 3%. Pendapatan infrastruktur dan logistik ASII naik 13,29% menjadi Rp8,10 triliun dari sebelumnya Rp7,15 triliun. Laba segmen ini meningkat 49% menjadi Rp292 miliar. Kenaikan laba disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari jalan-jalan tol yang telah beroperasi.
Sementara pendapatan segmen teknologi informasi mencapai Rp4,77 triliun, meningkat 17,20% YoY, laba bersih divisi ini turun 7% menjadi Rp193 miliar.
Dari segmen properti, pendapatan naik lebih dari 2x lipat menjadi Rp447 miliar dari sebelumnya Rp211 miliar. Laba divisi properti mencapai Rp83 miliar, turun 48%. Penurunan laba ini disebabkan berkurangnya pengakuan laba dari pengembangan proyek Anandamaya Residences yang selesai tahun 2018.