Britama.com – Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tengah membutuhkan pembiayaan senilai Rp9,5 triliun agar tetap mampu beroperasi di tengah terpaan pandemi Covid-19.
Dampak dari Covid-19 telah menyebabkan pendapatan perseroan turun hingga 90%. Sedangkan perseroan hanya mampu menurunkan biaya operasional sebesar 60%.
Adapun inisiatif yang telah dilakukan GIAA dalam menghadapi pandemi adalah melakukan negosiasi dengan lessor atau pihak yang menyewakan pesawat untuk menurunkan harga sewa.
Disamping itu, rasionalisasi dari sisi personalia juga telah ditempuh dimana telah terdapat sekitar 400 karyawan yang secara sukarela mengikuti program pensiun dini.
GIAA juga telah melakukan pemotongan secara signifikan gaji seluruh jajaran direksi dan komisaris sejak April 2020. Pemangkasan tersebut dilakukan secara proporsional dengan porsi lebih besar untuk jabatan atau pangkat yang lebih tinggi.